" /> Daur Hidrologi - TNeutron

Daur Hidrologi

Air merupakan kebutuhan mutlak bagi mahluk hidup terutama bagi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, maka aktifitas penggunaan sumber daya alam, khususnya sumber daya air juga semakin meningkat, maka sumber daya air perlu ditingkatkan pelestariannya dengan menjaga keseimbangan siklus air di bumi yang dikenal sebagai daur hidrologi. Proses daur hidrologi di alam bermanfaat sebagai sumber daya yang terbaharukan, secara global kuantitas sumber daya air di bumi relatif tetap, sedangkan kualitasnya makin hari makin menurun.

Selain untuk kebutuhan mahluk hidup, air juga dapat dimanfaatkan untuk pengairan, pembangkit listrik, industri, pertanian, perikanan dan sumber baku air minum, terkait dengan kebutuhan yang beragam tersebut, ketersediaan air yang memenuhi baik kuantitas maupun kualitas untuk kebutuhan sangatlah terbatas, ketersediaan air terutama air permukaan sangat bergantung pada pengelolaan asal air tersebut, yaitu sungai yang merupakan salah satu air permukaan yang perlu dikelola, sungai-sungai tersebut tergabung dalam suatu Daerah Aliran Sungai (DAS).

Secara umum DAS dapat didefinisikan sebagai suatu wilayah, yang dibatasi oleh batas alam, seperti punggung bukit atau gunung, maupun batas bantuan seperti jalan atau tanggul, dimana air hujan yang turun di wilayah tersebut memberikan kontribusi aliran ke titik kontrol (outlet). Keberadaan air yang berbeda-beda tersebut dapat dimanfaatkan oleh manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan. Hal terpenting adalah bagaimana manusia dapat mengelola air dengan baik agar menjadi bahan/modal kehidupanya secara lebih baik dan lestari.

Dibawah ini disampaikan proses perubahan atau pergerakan air yang terkait dengan konservasi tanah dan air. Bila kita cermati air hujan yang jatuh ke permukaan bumi berasal dari proses penguapan air dari laut, sungai, danau atau tumbuhan serta permukaan bumi lainnya. Uap air yang dihasilkan mengudara kemudian dibawa angin dan selanjutnya terkondensasi sehingga menjadi titik air dan jatuh permukaan kebumi sebagai hujan.
image
Gambar 1. Banjir

Air hujan yang jatuh kepermukaan tanah dapat membawa butiran-butiran tanah dari satu tempat yang lebih tinggi ketempat yang lebih rendah disebut (erosi). Arsyad Sitanala (1989) menyatakan, erosi sebagai peristiwa pindahnya tanah atau bagian-bagiannya dari satu tenpat ketempat lain oleh media alami. Media alami tersebut adalah air dan angin. Butiran-butiran tanah yang dibawa oleh air atau angin di permukan tanah akan diendapkan di suatu tempat berupa sedimen.

Sedang proses pengendapannya sendiri disebut sedimentasi. Sedang faktor yang mempengaruhi terjadinya erosi adalah iklim (khususnya curah hujan), topografi, tanah, tumbuhan dan manusia. Curah hujan berarti berkaitan dengan intensitas dan distribusinya. Kejadian khusus seperti banjir bandang di Wasior (Papua Barat) dan Bahorok (Sumatera Utara) terjadi karena factor alam. Di kedua kejadian tersebut disebabkan adanya tanah longsor ( baik karena kondisi/tekstur tanah maupun vegetasinya) di pinggiran sungai/lembah dan membentuk bendungan.

Bendungan yang baru terbentuk tersebut kekuatannya rendah sehingga bila air yang ditampung cukup banyak maka tidak tahan dan jebol menimbulkan banjir bandang.