Filter vegetasi adalah sebuah filter yang menggunakan tanaman sebagai filter untuk menghilangkan kontaminan yang berada dalam air akuarium, terutama dari golongan senyawa nitrogen seperti, amonia. Seperti diketahui, tanaman memerlukan unsur hara tertentu untuk tumbuh dan berkembang, diantaranya adalah nitrogen, fosfor, kalium dan lain-lain. Dengan memanipulasi kebutuhan hara ini sedemikian rupa, maka tanaman air dapat dimanfaatkan sebagai sebuah “pompa” untuk mengeluarkan unsur hara tertentu dari dalam air akuarium.
Hal ini dapat dilakukan dengan cara melalukan air melewati daerah perakaran tanaman. Hara yang dijerap tanaman selanjutnya akan menjadi bagian dari tubuh tanaman. Hara ini kemudian dapat “dibuang” dari sistem akuarium dengan cara “memanen” tanaman atau bagian dari tubuh tanaman tersebut.
Gambar 9 menunjukkan disain sederhana sebuah filter vegetasi. Filter ini terdiri dari 4 bagian A, B, C, dan D. Bagian A merupakan bagian filtrasi mekanik yang befungsi menyaring kotoran padat dari akuarium. Bagian B adalah bagian yang ditanami oleh tanaman air. Bagian C adalah bagian filtrasi mekanik lagi, untuk mengatisipasi kotoran padatan dari bagian-bagian tanaman atau akar yang terputus; Dan bagian C adalah bak penampungan hasil filtrasi akhir, sebelum dikembalikan ke dalam akuarium utama.
Bagian B dari filter merupakan inti dari filter vegetasi. Dalam mengisi bagian ini, disarankan untuk memilih tanaman yang memiliki pertumbuhan cepat dan memiliki persyaratan tumbuh yang mudah. Tanaman terapung sangat dianjurkan, karena tanaman ini memiliki bagian batang dan daun yang berada di atas air sehingga kebutuhan CO₂ nya dapat dipenuhi dari udara disekitarnya. Dengan demikian tanaman jenis tersebut tidak akan mengganggu keseimbangan CO₂ yang berada didalam air.
Pilih juga fase tanaman yang sedang berada pada tahap tingkat pertumbuhan paling tinggi. Apabila tingkat pertumbuhan ini sudah mulai menurun maka gantilah tanaman tersebut dengan tanaman pada fase pertumbuhan sebelumnya. Dari berbagai pilihan tanaman terapung yang ada, Pistia stratoites (Gambar 9) boleh dijadikan pilihan utama. Tanaman tersebut sangat banyak membutuhkan akan “unsur” hara dan memiliki pertumbuhan yang cepat, sehingga, sangat cocok untuk dijadikan sabagai “pompa” untuk “membuang” hara dari dalam air.
Pada bagian B ini juga bisa ditempatkan kerikil, sebagai media filtrasi biologi.
Gambar 9. Filter Vegetasi
Filter menunjukkan sketsa rancangan dimensi ketinggian relatif sekat antar bagian filter biologi. Ketinggian ini diatur sedemikian rupa untuk menghindari terjadinya luapan air yang tidak diperlukan. Gambar ini sudah dapat menerangkan dirinya sendiri sehingga diharapkan akan lebih mudah dipahami dengan mencermatinya. Prinsipnya adalah apabila terjadi penyumbatan pada bagian A maka air dapat melimpah (by pass) ke bagian B, tetapi tidak ke luar dari sistem (banjir), begitu juga apabila terjadi penyumbatan pada bagian C, air akan meluap ke bagian D tetapi tidak ke bagian B.
Tentu saja berbagai modifikasi dan improvisasi bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan selera. Filter vegetasi sering digunakan sebagai bagian dari kolam ikan hias seperti Koi. Apabila dirancang dengan baik dan dilakukan pemilihan tanaman yang tepat, filter ini akan menghasilakan filtran dengan tingkat kadar amonia dan nitrat 0 ppm. Dengan hasil demikian bukan saja air akan terbebas dari kontaminan berbasis nitrogen, dan unsur hara lainnya tetapi juga akan terhindar dari gangguan algae atau kasus green water.
Gambar 10. Filter Biologi