Dam dapat diklasifikasikan menurut struktur, tujuan atau ketinggian. Berdasarkan struktur dan bahan yang digunakan, bendungan dapat diklasifikasikan sebagai dam kayu, “embankment dam” atau “masonry dam”, dengan berbagai subtipenya. Tujuan dibuatnya termasuk menyediakan air untuk irigasi atau penyediaan air di perkotaan, meningkatkan navigasi, menghasilkan tenaga hidroelektrik, menciptakan tempat rekreasi atau habitat untuk ikan dan hewan lainnya, pencegahan banjir dan menahan pembuangan dari tempat industri seperti pertambangan atau pabrik.
Hanya beberapa dam yang dibangun untuk semua tujuan di atas. Menurut ketinggian, dam besar lebih tinggi dari 15 meter dan dam utama lebih dari 150 m. Sedangkan, dam rendah kurang dari 30 m, dam sedang antara 30 – 100 m, dan dam tinggi lebih dari 100 m.Kadang-kadang ada yang namanya Bendungan Sadel sebenarnya adalah sebuah dike, yaitu tembok yang dibangun sepanjang sisi danau untuk melindungi tanah di sekelilingnya dari banjir. Ini mirip dengan tanggul, yaitu tembok yang dibuat sepanjang sisi sungai atau air terjun untuk melindungi tanah di sekitarnya dari kebanjiran.
Bendungan Pengecek check dam adalah bendungan kecil yang didisain untuk mengurangi dan mengontrol arus erosi tanah.Bendungan kering dry dam adalah bendungan yang didisain untuk mengontrol banjir. Ia biasanya kering, dan akan menahan air yang bila dibiarkan akan membanjiri daerah dibawahnya.
a. Bendungan Separuh
Bendungan separuh diversionary dam adalah bendungan yang tidak menutup sungai. sebagian dari arus ditampuh di danau terpisah, di depan bendungan.
b. Bendungan Kayu
Bendungan kayu kadang-kadang digunakan orang karena keterbatasan lokasi dan ketinggian di tempat ia dibangun. Di Lokasi tempat bendungan kayu dibuat, kayulah bahan yang paling murah, semen mahal dan sulit untuk diangkut. Bendungan kayu dulu banyak digunakan, tapi kebanyakan sudah diganti dengan beton, khususnya di negara-negara industri. Beberapa bendungan dam masih dipakai. Kayu juga bahan dasar yang digunakan berang-berang, sering juga ditambah lumpur dan bebatuan untuk membuat bendungan berang-berang.
Bangunan Pengendali Sedimen/Bendung
Sungai adalah jalur air di atas permukaan bumi yang disamping mengalirkan air juga mengangkut sedimen terkandung dalam air sungai tersebut. Sedimen terbawa hanyut oleh aliran air, yang dapat dibedakan sebagai endapan dasar, dan muatan melayang. Karena muatan dasar senantiasa bergerak, maka permukaan dasar sungai kadang-kadang naik, tetapi kadang-kadang turun ( degradasi ). Sedangkan muatan melayang tidak berpengaruh pada alterasi dasar sungai, te tapi dapat dapat mengendap di dasar waduk-waduk.sehingga bisa menimbulkan berbagai masalah dan pendangkalan waduk maupun muara sungai.
Pengendalian sedimen :
Mencegah terjadinya proses sedimentasi adalah suatu hal yang tidak mungkin dapat dilakukan, karena sedimentasi adalah hasil suatu proses gejala alam yang sangat komplex di atas permukaan bumi ini. Proses ini berlangsung secara menerus dan kadang – kadang lebih diperparah oleh kegiatan manusia. Oleh aliran air hujan bahan – bahan hasil sedimentasi tersebut dihanyutkan memasuki palung – palung sungai.
Secara teknis proses sedimentasi dapat diperlambat mencapai tingkat yang tidak membahayakan, yaitu tingkat sedimentasi yang seimbang dengan kemampuan daya angkut aliran sungai secara fluvifal dan dapat dihindarkan gerakan sedimen secara massa. Dengan demikian alur sungai di daerah kipas pengendapan pada tingkat – tingkat tertentu dapat distabilkan baik vertikal maupun horisontal.
Guna memperlambat proses sedimentasi, maka diperlukan data mengenai tipe sedimen yang dihasilkan dan cara terangkutnya, lokasinya, volume, intensitas evolusi dasarv sungainya, hujan, debit sungai, sebab – sebab bencana yang pernah terjadi,dan lain –lain. Usaha – usaha yang dilakukan untuk memperlambat proses sedimentasi ini antara lain dengan mengadakan pekerjaan teknik sipil untuk mengendalikan gerakannya menuju bagian sungai di sebelah hilirnya. Adapun pekerjaannya adalah berupa pembangunan bendung penahan ( check-dam ), kantong lahar, bendung pengatur, bendung konsolidasi serta pekerjaan normalisasi alur sungai ( hill side work ).