Bentuk seni ornamen dari masa ke masa mengalami perubahan, seiring dengan tingkat perkembangan pola pikir manusia mengenai seni dan budaya. Dalam hal demikian terjadilah suatu proses seleksi budaya,yang dipengaruhi oleh peraturan dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Konsekuensinya ialah adanya bentuk ornamen yang tetap diakui dan diminati oleh masyarakat serta adanya bentuk ornamen yang tidak diminati oleh masyarakat.
Ornamen yang diminati akhirnya tetap dilestarikan secara turun-temurun dan menjadi ornamen tradisional, yaitu seni hias yang dalam teknik maupun pengungkapannya dilaksanakan menurut peraturan, norma, dan pola yang telah digariskan lebih dahulu dan menjadi kesepakatan bersama serta telah diwariskan secara turun-temurun. Motif Geometris, merupakan jenis bentuk yang dipakai sebagai titik tolak/gagasan awal dalam pembuatan ornamen, yang berfungsi untuk menunjukan perhatian, mengenali, dan memberikan kesan perasaan.
Contoh ornamen tradisional dengan motif geometris, ialah ornamen yang diterapkan pada motif kain seperti: Motif Kawung, Parang Rusak, Truntum Perhatikan berapa bentuk ornament tradisional yang ada didaerah di Indonesia, berikut ini:
Gambar 3.7. Ornamen daerah Yogyakarta
Gambar 3.15. Ornamen daerah Timor
Gambar 3.16. Ornamen tradisional Gambar 3.17. Ornamen tradisional