" /> Pengelolaan Lingkungan Hidup - TN Blogs
Home > Olahraga dan Kesehatan > Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kesulitan-kesulitan dan hambatan pada umumnya adalah norma, adat kebiasaan, kepercayaan, ketergantungan sikap, dan lain-lain, yang tidak menunjang kesehatan. Kesehatan anak terutama sangat dipengaruhi oleh hidupnya, jadi status kesehatan lingkungannya, sangat menentukan kesehatan bayi, terutama karena bayi melewatkan sebagian besar waktunya di dalam lingkungan tersebut. Jadi, penyakit yang diderita bayi biasanya bersumber dari lingkungan sekitarnya. Pengelolaan lingkungan hidup sehat dengan tujuan untuk mencapai derajat kesehatan warga masyarakat yang ideal dan optimal meliputi usaha-usaha:
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Pengarahan
• Pengawasan
• Pengkoordinasian
• Penilaian faktor-faktor yang ada pada lingkungan hidup yang berkaitan dengan perkembangan fisik warga masyarakat dan kelangsungan hidup manusia.

Tujuan pendidikan kesehatan ialah untuk mengubah perilaku masyarakat yang tidak sehat menjadi sehat. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan anggapan.
• bahwa manusia selalu dapat belajar/berubah, karena manusia selama hidupnya selalu berubah untuk menyesuaian diri terhadap perubahan lingkungan, dan
• bahwa perubahan dapat diinduksikan

Teori perubahan perilaku menyatakan bahwa perubahan dapat terjadi apabila terjadi motivasi pada seseorang ialah dengan melibatkan ke dalam suatui aktivitas. Aktivitas demikian disebut keadaan anteseden. Keadaan ini dapat memberi stimulasi, sehingga terjadi partisipasi. Partisipasi selanjutnya menimbulkan interaksi antar anggota masyarakat sehingga timbul pertanyaan-pertanyaan pada dirinya sehingga timbul kesadaran tentang keadaan dirinya tersebut, atau keinginan ataupun dorongan untuk berubah, yakni mengubah keadaannya yang jelek menjadi baik; keadaan inilah yang menunjukkan motif pada diri seseorang telah terbentuk. Atasar motif inilah akan terjadi perubahan perilaku.

Pendidikan kesehatan ini sangat penting, dan diperlukan oleh semua kegiatan dasar kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan lingkungan. Misalnya, tidak cukup kiranya kalau hanya dibangun penyediaan air bersih; tetapinya harus yakin bahwa dengan demikian masyarakat akan terlindung dari penyakit bawaan air. Hal ini tidak terjadi secara otomatis, masyarakat harus berubah sesuai dengan teknologi yang kita perkenalkan pada masyarakat.

Misalnya, apabilatadinya masyarakat mengambil air dari sungai, maka setelah ada Penyediaan Air Minum (PAM), diharapkan bahwa mereka akan menggunakan air PAM. Hal ini hanya dapat terjadi apabila dilakukan penyuluhan tentang kegunaan dan manfaat air bersih. Selain itu penyakit bawaan air hanya dapat menurun jumlahnya, apabila masyarakat mau hidup lebih higienis. Inipun perlu dipelajari.