" /> Persiapan Pengelasan Oxy-Acetylene - TN Blogs
Home > Las Oxyacetylene > Persiapan Pengelasan Oxy-Acetylene

Persiapan Pengelasan Oxy-Acetylene

Mempersiapkan area kerja dari material yang mudah terbakar serta mengupayakan ventilasi yang cukup. Bila perlu tambahkan alat penghisap asap pengelasan pada tempat kerja.
 clip_image001
Gambar 7.36. Alat penghisap asap pengelasan

Memeriksa instalasi peralatan las dari kebocoran gas pada sambungan. Gunakan cairan sabun, atau 5% cairan pembersih yang dilarutkan dalam air. Oleskan pada tempat yang akan diperiksa menggunakan kuas lunak. Menyiapkan seluruh peralatan pengelasan yang diperlukan, termasuk alat-alat perleng-kapan keselamatan kerja. Mempersiapkan benda kerja yang akan dilas. Bersihkan permukaan benda kerja dari minyak, karat, ataupun kotoran-kotoran yang dapat mengganggu pengelasan.

Setelah benda kerja dibersihkan, tempatkan benda kerja pada posisi yang stabil untuk dilas, bila perlu gunakan ragum atau klem untuk menjepit benda kerja.

clip_image003
2. Menyalakan dan mengatur api las
  • Memastikan kran acetylene dan oksigen pada brander dalam kondisi tertutup.
  • Membuka katup tabung acetylene sepenuhnya agar gas acetylene dalam tabung mengisi regulator.
  • Membuka katup regulator acetylene dan mengatur tekanan kerja gas acetylene sesuai dengan ukuran brander yang digunakan. Pada umumnya tekanan kerja gas acetylene berkisar antara 5 psi. Jangan membuka katup regulator hingga tekanan gas acetylene mencapai 15 psi – akan mengakibatkan bahaya ledakan.
  • Membuka kran acetylene pada brander, hingga gas acetylene mengalir keluar melalui ujung moncong brander. Atur kembali tekanan kerja gas acetylene pada regulator hingga stabil sesuai tekanan kerja yang diijinkan. Tutup kembali kran acetylene pada brander.
  • Mengatur tekanan kerja gas oksigen dengan cara sebagai berikut :
  • Membuka katup tabung oksigen sepenuhnya agar gas acetylene dalam tabung mengisi regulator.
  • Membuka katup regulator oksigen dan mengatur tekanan kerja gas oksigen sesuai dengan ukuran brander yang digunakan, biasanya ampir dua kali tekanan kerja gas acetylene. Pada umumnya tekanan kerja gas oksigen berkisar antara 10 psi.
  • Membuka kran oksigen pada brander, hingga gas oksigen mengalir keluar melalui ujung moncong brander. Atur kembali tekanan kerja gas oksigen pada regulator hingga stabil sesuai tekanan kerja yang diijinkan. Tutup kembali kran oksigen pada brander.
  • Memulai menyalakan api las, dengan membuka sedikit kran acetylene pada brander (± 1/8 putaran) hingga terdengar gas acetylene mengalir keluar dari ujung moncong brander.
  • Arahkan moncong brander ke area yang aman, kemudian gunakan korek api las untuk menyalakan api acetylene. Api acetylene berwarna kuning dan menimbulkan jelaga.
  • Membuka kran oksigen sedikit demi sedikit, perhatikan perubahan api las pada ujung moncong brander. Atur pembukaan kran acetylene dan oksigen hingga diperoleh api las yang diinginkan. Apabila api las mati, nyalakan dan atur kembali dengan cara menutup terlebih dahulu kran oksigen sebelum menyalakan api acetylene.
3. Melaksanakan pengelasan
Arahkan api las ke permukaan kampuh sambungan untuk mulai memanaskan benda kerja. Gunakan kerucut nyala api dalam yang berwarna kebiruan untuk memanasi permukaan benda kerja (biasanya menghasilkan jarak berkisar antara 3 – 5 mm antara ujung moncong brander dengan permukaan benda kerja), karena pada nyala itulah dihasilkan temperatur nyala api yang paling tinggi.
clip_image004
Gambar 7.38. Jarak Nyala Api dan Temperatur Las

Banyaknya panas nyala api yang disalurkan ke benda kerja tergantung pada :
Jarak kerucut api las ke permukaan benda kerja yang dipanasi, dan Besar sudut kemiringan moncong brander terhadap permukaan benda kerja. Permukaan logam akan mulai mencair dan terlihat mengkilap, lanjutkan proses pemanasan kampuh las hingga meleleh dan terbentuk kolam kecil pada kampuh sambungan (biasa disebut kawah lasan). Agar terjadi ikatan las, kedua bagian benda kerja harus meleleh pada saat dilakukan pengelasan.

Setelah kedua benda kerja meleleh bersama dan membentuk kawah lasan, gunakan api las untuk sedikit mengaduk kawah lasan agar kedua benda kerja menyatu dan menghasilkan jalur sambungan lasan. Bila perlu masukkan bahan tambah untuk membantu penyatuan kedua bagian benda kerja.
Setelah terjadi penyatuan kawah lasan, gerakkan api las secara perlahan dan kontinyu mengikuti jalur kampuh sambungan hingga selesai.

4. Mematikan api las dan membersihkan hasil lasan
Setelah proses pengelasan selesai, matikan nyala api las dengan mengikuti prosedur berikut :
  • Untuk sistem tekanan tinggi, matikan nyala api las dengan terlebih dahulu menutup kran acetylene pada brander, kemudian diikuti dengan menutup kran oksigen pada brander.
  • Untuk sistem tekanan rendah, matikan nyala api las dengan terlebih dahulu menutup kran oksigen pada brander, baru kemudian diikuti dengan menutup kran acetylene pada brander.
  • Bersihkan terak yang ada pada jalur lasan menggunakan palu terak dan sikat kawat baja sewaktu benda kerja masih panas. Hal ini akan memudahkan pembersihan terak dari benda kerja.
5. Mengakhiri pekerjaan las
  • Apabila pekerjaan las sudah selesai dan peralatan las tidak akan digunakan lagi, lakukan prosedur berikut ini:
  • Matikan api las dengan menutup semua kran brander sesuai prosedur yang benar, kemudian kencangkan katup tabung oksigen hingga tertutup rapat.
  • Buka kran oksigen pada brander untuk mengeluarkan sisa tekanan kerja oksigen yang terdapat di sepanjang saluran oksigen. Tutup kembali kran oksigen pada brander setelah tekanan kerja habis (manometer tekanan kerja regulator oksigen menunjuk ke angka 0).
  • Kendorkan katup regulator oksigen untuk memutuskan hubungan antara saluran dari tabung oksigen dengan saluran tekanan kerja.
  • Ulangi langkah di atas pada saluran gas acetylene.
  • Bersihkan area kerja dan semua peralatan yang digunakan, kemudian kembalikan semua peralatan pada tempat penyimpanannya.