" /> Pemeliharaan Penutup Lantai Bangunan - TN Sipil
Home > Finishing Bangunan > Pentingnya K3 > Pemeliharaan Penutup Lantai Bangunan

Pemeliharaan Penutup Lantai Bangunan

1) Lantai plesteran
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a) Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air bersih.
b) Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan dengan sikat plastic dan air diterjen kemudian dikeringkan.

2) Lantai ubin teraso
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a) Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan sapu, kemudian dipel dengan kain bersih.Pembersihan dilakukan setiap hari.
b) Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan dengan sikat plastik dan air diterjen kemudian dikeringkan.
c) Lantai keramik

Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
1. Lantai dibersihkan dari sampah dan debu dengan sapu, kemudian dipel dengan kain pel dan air bersih. Pembersihan dilakukan setiap hari.
2. Bagian lantai yang terkena noda, dibersihkan dengan sikat plastik dan air diterjen kemudian dikeringkan. Dapat pula dipakai tinner, untuk noda yang memiliki daya rekat kuat, kemudian bilas kembali dengan air bersih dan keringkan dengan lap.

Pengecatan Dinding Bata
Pengecatan dinding bangunan perlu dilakukan untuk menjaga performansi bangunan, baik untuk dinding dalam dan luar bangunan. Dinding dalam bangunan sebaiknya dicat ulang minimal setiap 2 (dua) tahun sekali, sedangkan dinding luar bangunan minimal dicat setiap 3 (tiga) tahun sekali. Pengecatan memakai jenis cat dengan karakteristik yang sesuai, untuk di dalam dan di luar bangunan.
Langkah pemeliharaan yang dilakukan:
a) Bersihkan debu dan sarang laba-laba yang menempel pada dinding dengan sapu dan sikat setiap hari.
b) Kotoran yang melekat dapat dibersihkan dengan sikat plastik halus, dibersihkan dengan air bersih dan dikeringkan. Apabila memungkinkan dapat dilapisi kembali dengan cat yang sesuai.

Tindak Perawatan Komponen Bangunan
Kerusakan yang terjadi pada bangunan perlu segera ditindaklanjuti dengan langkah tindak perawatan, untuk memulihkan fungsi bangunan dan mendukung proses pelayanan pendidikan. Langkah awal yang perlu dilakukan adalah identifkasi kerusakan dan dilanjutkan dengan perbaikan melalui metode pelaksanaan yang disesuaikan dengan jenis dan tingkat kerusakannya.Tindakan perawatan bangunan sebaiknya dikonsultasikan dengan tim teknis (konsultan) atau Dinas Teknis yang mengurusi bangunan.

Teknis pelaksanaannya melibatkan pelaksana teknis atau tukang yang berpengalaman terkait dengan jenis dan tingkat kerusakan. Lingkup tindak perawatan yang disampaikan dalam bagian ini merupakan tambahan wawasan bagi pihak sekolah dan diarahkan pada komponen struktur dan arsitektur sebagai bagian paling sering mengalami kerusakan.