" /> Konstruksi Resistor - TN Elektro
Home > Teknik Listrik > Rangkaian Listrik Dasar > Konstruksi Resistor

Konstruksi Resistor

Konstruksi tipikal dari resistor-resistor tetap diperlihatkan pada Gambar 2.1. Jenis komposisi karbon dibuat dengan jalan mencampur karbon yang sudah dihaluskan dengan bahan pengikat damar dan bahan pengisi yang bersifat sebagai isolasi. Hasil pencampuran dimampatkan, dibentuk menjadi batangan, dan kemudian dipanasi didalam alat pemanas. Perbandingan antara karbon dan bahan pengisi yang mengisolasi akan menentukan nilai resistansi.

Bagian penutup ujung yang dilapisi perak diberi sambungan-sambungan tembaga berlapis timah kemudian ditekan pada batangan resistor. Sedangkan kemungkinan cara lain, terdapat beberapa pabrik karbon batangan yang sudah terbentuk, disekeliling sambungan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan tersebut nampak terbenam. Sehingga cara ini memungkinkan sekali secara mekanik nampak lebih baik dan kuat, dan dapat mengurangi resiko terjadinya desah elektrik sebagai akibat sambungan yang buruk.

Proses terakhir adalah semua resistor tersebut diberi lapisan plastik atau pernis yang berfungsi sebagai isolasi elektrik dan pelindung terhadap kelembaban udara basah.
image
Gambar 3.6. Konstruksi berbagai macam Resistor Tetap

Menurut hukum ohm dapat dinyatakan:
v(t) = i(t) . R
dimana
v(t) = tegangan terhadap perubahan waktu (t)
i(t) = arus terhadap perubahan waktu (t)
R = nilai resistansi dalam (ohm)

Pada resistor-resistor film dibuat dengan cara mengendapkan lapisan bahan resistif secara merata pada batangan keramik bermutu tinggi. Bahan reistor ini dapat berupa karbon murni (selaput karbon); chromium nikel (selaput logam); campuran logam dan gelas (lapisan logam); atau logam dan oksida (oksida logam). Pemilihan batangan keramik sangat penting karena dapat meningkatkan dan menurunkan sifat-sifat nilai resistor.

Misalnya, untuk menghindari keretakan, maka pemuaian thermalnya harus sama dengan pemuaian bahan film. Bahan yang umum dipergunakan adalah aluminium. Kemudian nilai resistansi dapat ditentukan dengan cara membuat irisan jejak melingkar/berulir sebagian dari bahan film yang resistif tersebut. Dengan mengatur jarak yang sangat berdekatan sedemikian rupa sehingga nilai resistansi dapat diperbesar sampai mencapai 100 kali lebih.

Teknik pembuatan berulir ini mempunyai keuntungan yaitu bahwa faktor kesalahan/toleransi dapat diperbaiki hingga sangat rapat mencapai ± 1% atau lebih baik. Pada resistor jenis film, hubungan jenis bahan yang dipergunakan dan ketebalan lapisan film sangat menentukan nilai resistansi awal. Sebagai contoh, bahan dari film logam dari khrom-nikel dengan ketebalan  150A (0.015 µm), akan memberikan nilai resistansi sekitar 125 Ω per satuan luas.

Persamaan Pada resistor film – lapisan logam, proses pembuatannya adalah sebagai berikut: Pertama, sepotong logam, baik khrom, tungsten, thalium, tantalum, atau jenis lainnya, digiling menjadi partikel-partikel kecil dalam ukuran micron. Selanjutnya, logam yang sudah menjadi bubuk tersebut dicampur bubuk gelas dengan ukuran serupa dengan bahan pelarut organik. Persentase campuran antara bubuk gelas dengan bubuk logam akan menentukan resistansi lembaran lapisan bahan, atau disebut juga dengan istilah resistive ink.

Kemudian resistansi yang berupa lembaran tersebut, dilapiskan pada batangan keramik, lalu dipanaskan pada suhu sekitar 1150 oC selama kurang lebih 30 menit. Pada proses ini menyebabkan serbuk gelas meleleh dan mulai mengalir, sehingga melekatkan lapisan pada batangan keramik dan menghasilkan resistor dengan nilai resistansi yang sangat stabil.

Bagian ujung diberi penutup dengan sambungan tembaga berlapis timah dan penentuan nilai resistansi dibuat dengan pola irisan jejak berulir pada lapisan dengan menggunakan roda intan. Resistor yang telah selesai kemudian dilapisi dengan bahan plastik sebagai isolasi elektrik dan perlindungan terhadap pengaruh lingkungan.