" /> Merancang Peta - TN Sipil

Merancang Peta

Merancang peta adalah menata bentuk dan penampilan peta secara keseluruhan yang meliputi ukuran lembar, isi peta, dan informasi tepi. Isi peta tergantung dari unsur, data, dan informasi yang diperukan sesuai judul atau tema peta, sedangkan ukuran lembar peta dan penyajian/tata letak informasi tepi, ditekankan pada segi keseragaman dan keseimbangan dalam penampilan. Oleh karena itu, peran dan kemampuan seorang perancang peta harus mempunyai persepsi yang tinggi dalam mengartikan data dan informasi yang akan disajikan.

Dalam merancang sebuah peta terdapat tiga masalah pokok yang saling berkaitan yaitu ukuran dan pembagian lembar peta, isi peta dan tata letak informasi tepi.
1) Ukuran dan pembagian lembar peta.
Panjang dan lebar sisi peta yang diukur dari tepi saling tegak lurus, diusahakan agar tidak melebihi ukuran 60 cm x 80 cm (muka peta 60 cm x 60 cm dan informasi tepi 60 cm x 20 cm). Pembagian lembar peta supaya memperhatikan ketentuan yang telah ditetapkan, ukuran (bahan gambar, kertas, dan alat cetak), kemudahan dalam penggambaran serta cara penyimpanan.

Ukuran dan lembar peta harus memperhatikan wilayah yang dipetakan secara keseluruhan misalnya dibatasi oleh koordinat geografis, berbentuk pulau, batas propinsi atau batas lainnya mungkin saja harus dibuat menjadi beberapa lembar peta karena ukuran kertas tidak mencukupi sehingga dengan demikian pembagian lembar peta dapat dibuat secara berseri atau kelompok. Peta seri adalah peta yang dibuat secara berurutan dan mencakup wilayah yang sangat luas. Peta kelompok adalah peta yang dibuat secara khusus untuk suatu wilayah tertentu dan tidak ada kaitan dengan wilayah sekitarnya.

2) Isi Peta.
Ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam membuat isi peta, yaitu:

  • Merancang isi peta, khususnya peta tematik harus memperhatikan beberapa hal diantaranya: peta dasar yang digunakan adalah peta dasar yang telah ditetapkan dan jelas sumbernya; isi peta harus relevan dengan informasi dan tema peta yang akan dibuat; unsur pada peta dasar tidak perlu digambar atau disalin semuanya atau ada generalisasi.
  • Generalisasi yaitu pemilihan, penyederhanaan, dan penghapusan dri nsur-unsur yang sangat tidak diperlukan. Dalam melakukan generalisasi, perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut: dimaksudkan agar peta yang dibuat tidak ruwet dan mengurangi beban kerja; apabila dilakukan secara berlebihan akan mengakibatkan informasi menjadi tidak jelas; batasan mengenai pemilihan unsur yang akan digambarkan untuk tiap jenis peta belum tentu sama. Simbol hendaknya disesuaikan dengan karakteristik dari suatu informasi. Mengingat sangat luasnya kegiatan pembuatan peta maka simbol-simbol tersebut kadang-kadang belum dapat memenuhi kebutuhan. Secara spesifik simbol dapat dibuat sesuai dengan kebutuhan namun harus memperhatikan jangan sampai simbol yang dibuat terjadi kesamaan atau kemiripan, sehingga akan menimbulkan salah tafsir. Masalah simbol ini sangat komplek dan tidak mungkin dapat dijelaskan secara rinci.

3) Tata letak informasi tepi.
Dalam menyusun tata letak informasi tepi perlu diperhatikan sbb:

  • Adakalanya banyak ruangan, sehingga dalam mencantumkan dan menempatkannya harus memperhatikan luas ruang yang tersedia, bentuk daerah yan dipetakan dan segi keindahan.
  • Pemilihan jenis dan besarnya huruf, pengaturan jarak serta penempatan setiap macam keterangan perlu ditata dengan baik, agar penampilan peta memperlihatkan keseimbangan, keserasian serta menambah kejelasan keterangan tepi yang disajikan.

4) Penulisan nama
Penulisan nama harus sesuai dengan unsur yang diterangkan, dalam suatu lembar peta hendaknya memperlihatkan segi kerapihan, keteraturan dan kemudahan untuk dibaca. Aturan dalam penulisan nama dan penempatannya yaitu sebagai berikut:

  • Penulisan unsur alam seperti sungai, gunung, pulau, laut dan lain-lain (titik ketinggian dan harga kontur) ditulis dengan huruf miring, sedangkan unsur buatan seperti nama kota/pemukiman ditulis dengan huruf tegak
  • Unsur pemukiman, seperti ibukota Negara, propinsi, kabupaten, kecamatan dan perkampungan, ditulis sejajar dengan tepi bawah peta atau sejajar kerangka geometris (garis-garis grid, parallel dan meridian); apabila tidak memungkinkan secara parallel maka ditulis searah jarum jam.
  • Unsur yang berbentuk linier/memanjang seperti nama sungai, nama laut,selat, batas dsb, penulisannya harus mengikuti bentuk unsur tersebut dan bila unsur cukup panjang maka diulang pada jarak-jarak tertentu.
  • Angka ketinggian pada garis kontur, ditempatkan pada celah antara garis kontur dan apabila angka menjadi terbalik dari arah pembaca maka dipindahkan ke sisi lain sehingga memudahkan pembacaannya.
  • Peletakan nama-nama harus bebas dan tidak berpotongan dengan simbol-simbol atau satu sama lainnya, kecuali tidak bisa dihindari lagi, untuk hal ini sebaiknya dibuat jarak (spacing) yang jelas.
    Untuk petunjuk penyajian peta kehutanan secara lebih rinci dapat dilihat di Petunjuk Teknis Penggambaran dan Penyajian Peta Kehutanan Tahun 2012 sebagaimana terlampir.