" /> Dampak Bakteri Vibrio sp. Pada Ikan - TNeutron
Home > Pengelolaan Kualitas Air > Penyakit Budidaya Perairan > Dampak Bakteri Vibrio sp. Pada Ikan

Dampak Bakteri Vibrio sp. Pada Ikan

Vibrio sp. adalah bakteri yang bersifat gram negatif, bersel tunggal berbentuk batang pendek yang bengkok (koma) atau lurus, berukuran panjang (1,4 – 5,0) μm dan lebar (0,3 – 1,3) μm, motil, dan mempunyai flagella polar. Menurut Pitogo et al., (1990), karakteristik spesies Vibrio berpendar. Sifat biokimia Vibrio adalah oksidase positif, fermentatif terhadap glukosa dan sensisif terhadap uji O/129 (Logan, 1994 cit. Gultom, 2003).

Bakteri Vibrio merupakan genus yang dominan pada lingkungan air payau dan estuaria. Umumnya bakteri Vibrio menyebabkan penyakit pada hewan perairan laut dan payau. Sejumlah spesies Vibrio yang dikenal sebagai patogen seperti V. alginolyticus, V. anguillarum, V. carchariae, V. cholerae, V. harveyii, V. ordalii dan V. vulnificus (Irianto, 2003). Menurut Egidius (1987) Vibrio sp. menyerang lebih dari 40 spesies ikan di 16 negara. Vibrio harveyii dapat dilihat pada Gambar 11. dan Bioluminescens dapat dilihat pada Gambar 12.
image
Gambar 11. Vibrio harveyii (Anonim, 2000)

image
Gambar 12. Bioluminescens (Machalek, 2004)

Bakteri Vibrio sp. adalah jenis bakteri yang dapat hidup pada salinitas yang relatif tinggi. Menurut Rheinheiner (1985) cit. Herawati (1996), sebagian besar bakteri berpendar bersifat halofil yang tumbuh optimal pada air laut bersalinitas 20-40‰. Bakteri Vibrio berpendar termasuk bakteri anaerobic fakultatif, yaitu dapat hidup baik dengan atau tanpa oksigen. Bakteri Vibrio tumbuh pada pH 4 – 9 dan tumbuh optimal pada pH 6,5 – 8,5 atau kondisi alkali dengan pH 9,0 (Baumann et al., 1984 cit. Herawati, 1996).

Genus Vibrio merupakan agen penyebab penyakit vibriosis yang menyerang hewan laut seperti ikan, udang, dan kerang-kerangan. Spesies Vibrio yang berpendar umumnya menyerang larva udang dan penyakitnya disebut penyakit udang berpendar, seperti pada Gambar 13. Bakteri Vibrio menyerang larva udang secara sekunder yaitu pada saat dalam keadaan stress dan lemah, oleh karena itu sering dikatakan bahwa bakteri ini termasuk jenis opportunistic patogen.

Pemberian pakan yang tidak terkontrol mengakibatkan akumulasi limbah organik di dasar tambak sehingga menyebabkan terbentuknya lapisan anaerob yang menghasilkan H2S (Anderson et al., 1988 cit. Muliani, 2002). Akibat akumulasi H2S tersebut maka bakteri bersifat patogen oportunistik (dapat bertahan hidup pada kondisi yang kurang baik). Adanya bakteri ini, jamur, parasit, dan virus mudah berkembang dan memungkinkan timbulnya penyakit pada udang (Tompo et al., 1993 cit. Muliani, 2002). Larva udang yang terserang Vibrio sp dapat dilihat pada Gambar 14.
image
Gambar 13. Udang tampak berpedar

image
Gambar 14. Larva udang yang terserang Bioluminescens Udang Windu Vibriosis