A. Nitrit (NO2ˉ) dan Nitrat (NO3ˉ)
Nitrit mempunyai sifat racun bagi ikan. Pada darah yang banyak mengandung nitrit akan bereaksi dengan haemoglobin membentuk methemoglobin sebagai penyakit darah coklat.
Nitrit terbentuk dari hasil reduksi nitrat oleh bakteri anaerob pada dasar perairan. Di perairan nitrit dapat bersifat racun bila konsentrasi lebih dari 5 mg/l NO2ˉ – N.
Untuk mengatasi tingkat keracunan nitrit dapat ditambahkan kalsium dan klorida pada perairan tersebut.
Proses terjadinya senyawa nitrogen di perairan adalah sebagai berikut :
Pada atmosfir N2 + 3 H2 —> 2 NH3
Pada perairan NH3 + H2O —> NH4+ + OHˉ
4 NH4+ + 3 O2 —> 2 NO2ˉ + 4 H+ + 2 H2O
2 NO2ˉ + O2 —> 2 NO3ˉ
NH3 + HNO3 —> NH4NO3
NH4NO3 + O2 —> 2 NO3ˉ + 2 H+ + H2O
Siklus nitrogen di perairan adalah sebagai berikut:
Keterangan;
1- Ammonification (pembentukan ammonia)
2- Mineralization (proses mineralisasi)
3- Nitrification (pembentukan nitrat)
4- Reduksi nitrat
5- Pengendapan
6- Denitrification (pemecahan nitrat)
7- Fiksasi N2
Amoniak dapat diturunkan konsentrasinya dengan cara :
1. Meningkatkan aerator.
2. Menghentikan pemberian pakan atau mengurangi jumlah pakan yang diberikan.
3. Memeriksa keseimbangan mikrobiologi.
4. Bila amoniak meningkat 0.1 ppm, melakukan pergantian 10% dan bila amoniak menjadi 1.0 ppm, melakukan pergantian air 25%. Jangan menggunakan air yang mengandung klorin.
5. Memindahkan ikan bila amoniak > 2,5 ppm.
6. Mengulangi pemeriksaan setiap 12 – 24 jam
7. Menurunkan pH, tetapi tidak sampai dibawah 6
B. Plankton
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan dipergunakan dalam kegiatan budidaya. Plankton sebagai organisme perairan tingkat rendah yang melayang-layang di air dalam waktu yang relatif lama mengikuti pergerakan air. Plankton pada umumnya sangat peka terhadap perubahan lingkungan hidupnya (suhu, pH, salinitas, gerakan air, cahaya matahari dll) baik untuk mempercepat perkembangan atau yang mematikan.
Berdasarkan ukurannya, plankton dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Macroplankton (masih dapat dilihat dengan mata telanjang/ biasa/tanpa pertolongan mikroskop).
2. Netplankton atau mesoplankton (yang masih dapat disaring oleh plankton net yang mata netnya 0,03 – 0,04 mm).
3. Nannoplankton atau microplankton (dapat lolos dengan plankton net di atas).
Berdasarkan tempat hidupnya dan daerah penyebarannya, plankton dapat merupakan :
1. Limnoplankton (plankton air tawar/danau).
2. Haliplankton (hidup dalam air asin)
3. Hypalmyroplankton (khusus hidup di air payau)
4. Heleoplankton (khusus hidup dalam kolam-kolam)
5. Petamoplankton atau rheoplankton (hidup dalam air mengalir, sungai).
C. Salinitas
Salinitas air adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan. Pengertian salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini merupakan gambaran tentang padatan total didalam air setelah semua karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi.
Pengertian salinitas air yang lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut, KNO3 dan lain-lain. Salinitas air dapat dilakukan pengukuran dengan menggunakan alat yang disebut dengan refraktometer atau salinometer (Alat Pengukur Salinitas Air).
Satuan untuk pengukuran salinitas air adalah satuan gram per kilogram (ppt) atau promil (°/оо). Nilai salinitas air untuk perairan tawar biasanya berkisar antara 0–5 ppt (Salinitas air Tawar), perairan payau biasanya berkisar antara 6–29 ppt (Salinitas air Payau) dan perairan laut berkisar antara 30–35 ppt. (Salinitas air Laut).