Pada penggunaan air sungai dan air danau seringkali diperlukan klorinasi (penyuntikan dengan gas C12) untuk membunuh binatang-binatang yang ada dalam air tersebut, agar terjadi pengumpulan binatang-binatang (bersarang) dalam instalasi pengolah air ketel. Dalam proses ini bisa terjadi gumpalan yang perlu diendapkan dengan bantuan bahan kimia tertentu. Setelah gumpalan mengendap, kemudian endapan dibuang secara mekanis, sehingga didapat air yang jernih.
Air yang telah dijernihkan ini maupun air yang telah jernih yang berasal dari PAM, sumur, atau dari penyulingan air laut, kemudian perlu dilunakkan dengan proses kimia. Reaksi kimia ini menimbulkan berbagai endapan yang harus disaring oleh saringan (filter). Proses pemurnian pendahuluan, langkah berikutnya adalah langkah demineralisasi, yaitu suatu proses kimia untuk menghilangkan mineral-mineral yang masih terdapat dalam air ketel.
Dalam proses demineralisasi ini dilakukan pengambilan mineral-mineral yang masih ada dalam air ketel melalui pertukaran ion. Untuk ini digunakan 2 macam resin yaitu resin kation dan resin anion. Resin kation mempunyai ion positif hidrogen H2 yang ditempelkan pada polimer yang bermuatan negatif Ion-ion hidrogen positif ini dimaksudkan untuk menangkap kation dari kalsium, magnesium dan natrium.
Berbeda dengan resin kation, resin anion mempunyai ion negatif hidroksida yang ditempelkan pada polimer positif. Ion hidroksida negatif ini digunakan untuk menangkap ion-ion positif dari suffat klorida dan karbonat.
Cation dan anion yang sudah kotof dengan ion-ion negatif dan ion-ion positif ini bisa dibersihkan (diregenerasi) dengan melalukan asam pada resin kation dan basa pada resin anion. Kation yang telah banyak menangkap banyak ion-ion negatif dan kalsium, magnesium dan natrium sehingga terbentuk basa Ca(OH)21, Mg(OH)2 dan Na(OH)2. “Kotoran” berupa basa ini bisa dibersihkan dengan menggunakan larutan asam misalnya H2SO4.
Anion yang “kotor” mengandung banyak asam H2SO4, HCI, dan H2CO3. Untuk membersihkan “kotoran” ini bisa digunakan larutan basa misalnya NaOH. Mineral-mineral yang ada dalam air ketel secara bertahap dibersihkan.
Dekarbonator berfungsi mengeluarkan C02 yang larut dalam air ketel dengan cara meniupkan udara ke arah atas dalam aliran air yang mengalir ke bawah, sehingga gas C02 yang larut dalam air tertiup keluar. Secara fisik proses ini berlangsung seperti Gambar III.28 berlangsung dalam tangki-tangki baja disertai dengan pompa-pompa penggerak air dan ditambahkan dengan saringan-saringan.
Air yang keluar dari instalasi demineralisasi masih mengandung gas-gas oksigen dan amoniak. Untuk mengeluarkan gas-gas ini, air ketel yang keluar dari instalasi demineralisasi dialirkan ke deaerator.
Dalam deaerator air disemprotkan melalui sprinkle sehingga menjadi butir-butir kecil yang kemudian jatuh mengalir di atas pelat baja, terus ke bawah dan akhirnya keluar. Di sisi lain, uap panas dimasukkan dan mengalir ke atas, bertentangan dengan arah aliran-aliran air.
Proses ini dimaksudkan memperluas dan menipiskan permukaan aliran air sehingga menjadi seluas mungkin. Dengan proses ini gas oksigen yang ada dalam air ketel diharapkan keluar dan tertiup keluar bersama uap panas. Keberadaan gas oksigen dalam air ketel sangat tidak diharapkan karena sifatnya yang korosif.
Gas C02 di sebagian besar sudah keluar dalam dekarbonizer. Pembuangan gas deaerator berlangsung efektif pada nilai pH rendah mulai kira-kira 8,3 dan pada nilai pH = 4,3 pembuangan bisa 100%. Sedangkan untuk gas amonia (NH3) adalah mulai pH = 7,0 dan bisa 100% pada pH = 11,0. Setelah keluar dari instalasi pengolah air ketel, sebelum masuk economizer, air ketel masih diberi zat kimia hydrazin untuk mencegah terjadinya korosi dengan dinding pipa ketel mengingat suhunya sesudah economizer bisa mencapai 2000C.
Dari uraian dalam sub bab ini, tampak bahwa pengolahan air ketel secara garis besar terdiri dari:
a. Proses fisik/mekanis berupa penyaringan melalui saringan yang terjadi dalam saringan. Ada proses penyaringan yang menggunakan fenomena osmosa pada membran yang dikombinasi dengan tekanan.
b. Proses reaksi kimia seperti yang diuraikan sedangkan proses kimia yang tejadi seperti diuraikan dalam pasal ini merupakan proses kimia elektro, yaitu pertukaran ion yang terjadi dalam instalasi demineralisasi.
c. Proses pelepasan gas secara fisik, yang terjadi dalam deaerator kadang-kadang dipakai juga alat pelepas gas (degasfier) dalam bentuk yang berbeda.
Kualitas air ketel perlu dijaga secara kontinu karena kualitas air ketel yang tidak memenuhi syarat akan merusak peralatan PLTU yang dilaluinya baik ketika berbentuk cair (air) maupun ketika berbentuk uap.