" /> Kabel Dengan Isolasi XLPE - TN Blogs
Home > Instalasi Pembangkit Listrik > Kabel Dengan Isolasi XLPE

Kabel Dengan Isolasi XLPE

Hal-hal yang perlu diperhatikan pada pemakaian kabel berisolasi XLPE adalah isolasi XLPE tidak tahan air dan sinar matahari. Oleh karena, itu, kabel berisolasi XLPE perlu dilapisi isolasi PVC yang kedap air sebagai pelindung luarnya. Di samping itu, isolasi XLPE tidak tahan tegangan searah sebesar nilai nominal tegangan bolak-baliknya.

Dengan penggunaan kabel berisolasi XLPE, proses penyambungan kabel menjadi lebih mudah dibandingkan proses penyambungan kabel berisolasi kertas dengan resapan minyak maupun dengan kabel berisolasi minyak bertekanan. Ada 4 macam teknik penyambungan kabel berisolasi XLPE, yaitu:
Teknik Moulding.
Kabel yang akan disambung secara mekanik dihubungkan terlebih dahulu dalam kotak sambung. Kemudian dua cairan calon isolasi dimasukkan ke dalam kotak sambung. Dua cairan setelah bercampur dalam kotak sambung akan mengeras menjadi isolasi.

Teknik Premolded.
Isolasi yang akan dipasang dalam kotak sambung telah dicetak terlebih dahulu. Kemudian penyambungan konduktor kabel dilakukan dalam kotak sambung dengan menuruti alur yang telah dibuat oleh isolasi tersebut di atas.

Teknik panas sempit
Isolasi berupa bahan tipis dan fleksibel diselongsongkan pada konduktor kabel yang akan disambung. Selongsong isolasi ini kemudian dipanasi dan setelah selesai pemanasan akan menyempit lalu mencuram konduktor kabel bersangkutan. Kemudian sambungan konduktor kabel diletakkan dalam kotak sambungan yang kedap air dan kotak sambung ini berfungsi juga sebagai pelindung mekanis.

∧ TeknikSlip-on.
Konduktor kabel yang akan disambung dimasukkan ke dalam bahan isolasi yang berlubang sesuai dengan ukuran konduktor kabel, melalui proses slip-on dimasukkan secara “paksa” sehingga terjadi sambungan yang kedap air. Kotak sambung berfungsi melindungi air, merendam sambungan, dan melindungi sambungan ini terhadap tekanan mekanis. Keempat teknik tersebut di atas dapat diterapkan pada pemasangan kotak ujung kabel, yang berfungsi sebagai terminasi kabel.

Kotak sambung maupun kotak ujung (terminasi) kabel berisolasi XLPE harus kedap air dan juga harus melindungi isolasi XLPE tersebut dari sinar matahari. Air dan sinar matahari dapat menimbulkan karbonisasi pada isolasi XLPE ini yang dalam bahasa Inggris disebut treeing effect, yaitu timbulnya jalur-jalur berwama hitam (karbon) dalam bahan isolasi XLPE.

Kabel untuk pengawatan sekunder maupun untuk keperluan kontrol umumnya menggunakan isolasi protodur atau PVC, dan kabel ini sebaiknya diberi macam-macam warna untuk memudahkan identifikasinya yang berkaitan dengan fungsi kabel tersebut; misalnya kabel untuk tegangan digunakan kabel yang berwama hijau, dan kabel untuk arus digunakan yang berwama merah.

Kabel pada jaringan distribusi
Berbeda dengan kabel yang digunakan pada jaringan distribusi, kabel penyalur daya pada pusat listrik umumnya kabel satu fasa dan isolasinya dilindungi dengan lapisan PVC saja dan tidak perlu dilindungi pelat baja (steel armouring).

Hal ini dapat dilakukan karena di pusat listrik kabel diletakkan dalam saluran kabel yang secara mekanis telah melindungi kabel bersangkutan terhadap benturan mekanis. Pemilihan kabel satu fasa adalah dari pertimbangan fleksibilitas pemasangan, karena jalannya kabel dalam pusat listrik dan dari generator ke rel banyak melalui tikungan bahkan pada tempat-tempat tertentu perlu dimasukkan ke dalam pipa sebagai pelindung mekanisnya di bagian luar saluran kabel.

Pada jaringan distribusi yang ditanam dalam tanah, kabel yang tidak banyak melalui tikungan tajam, sehingga ditanam langsung dalam tanah, tanpa saluran dan karenanya kabel yang cocok dipakai adalah kabel tiga fasa tetapi dengan pelindung mekanis berupa pelat baja selain lapisan PVC yang kedap air.

Keadaan ini dapat mengganggu seluruh sistem, terutama jika menyangkut generator yang besar dayanya bagi sistem. Selain itu, keadaan asinkron akan menimbulkan pemanasan yang berlebihan pada rotor generator sinkron sebagai akibat timbulnya arus pusar yang berlebihan yang merupakan hasil induksi medan putar stator yang tidak sinkron terhadap rotor.

Karena keadaan asinkron tidak dikehendaki, maka lanjutan dari busur lingkaran BC “dipatahkan” menjadi lengkung CD. Besar tekanan gas hidrogen, makin besar efek pendinginannya sehingga dapat digunakan arus penguat yang lebih besar. Hal ini ditunjukkan oleh lengkung yang memungkinkan pembangkitan daya reaktif yang lebih besar.