" /> Cidera Akibat Sengatan Arus Listrik - TN Mesin
Home > Kontrol Refrigerasi > Keselamatan Pekerjaan Elektrikal > Cidera Akibat Sengatan Arus Listrik

Cidera Akibat Sengatan Arus Listrik

Sering kita mengira, bahwa bahaya tersengat arus listrik hanya dapat disebabkan oleh sirkit tegangan tinggi. ini tidak benar. Banyak kasus kecelakaan kerja tersengat arus listrik, yang berakibat fatal hingga sampai kematian diakibatkan oleh tegangan rendah 120 volt. Bila diantara kita pernah tersengat arus listrik tetapi aman-aman saja tidak mengalami akibat buruk, janganlah peristiwa tersebut dijadikan pegangan, mungkin anda sedang beruntung.

Jangan mengandalkan keberuntungan di dalam bekerja. Ingat, selalu bekerja dengan kondisi aman dan mengutamakan keselamatan. Fatal dan tidaknya cidera yang diakibatkan oleh sengatan arus listrik tergantung pada resistansi tubuh manusia terhadap aliran arus atau elektron. Besaran aliran arus merupakan jumlah elektron yang mengalir melalui tubuh manusia, yang diukur dalam satuan amper (A). Sengatan arus listrik akan terjadi, bila tubuh kita menjadi bagian atau elemen pasif dari suatu sirkit listrik.

Sesuai konsep rangkaian listrik, ada tiga faktor yang dapat menyebabkan terjadinya sengatan arus listrik, yaitu resistansi, tegangan dan arus. Akibat yang dapat ditimbulkan oleh sengatan arus listrik tergantung pada resistansi tubuh manusia dan besarnya nilai tegangan sentuh. Resistansi tubuh manusia berbeda-beda antara satu orang dengan orang lainnya. Semakin rendah resistansi tubuh manusia, semakin besar pula akibat yang dapat ditimbulkan oleh sengatan arus listrik.

Resistansi tubuh manusia dapat dibedakan menjadi dua, yaitu eksternal dan internal. Resistansi eksternal dipengaruhi oleh kulit manusia dan resistansi internal dipengaruhi oleh jaringan tubuh dan sistem aliran darah. Kulit kering merupakan isolator listrik yang bagus. Kulit lembab, basah dapat menurunkan nilai resistansi tubuh, oleh karena itu intensitas tersengat arus listrik akan semakin besar bila tangan kita basah.

Resistansi internal akan semakin rendah bila kadar garam dan air di dalam darah semakin tinggi. Besaran nilai resistansi tubuh manusia memiliki rentang lebar, seperti diperlihatkan dalam Tabel 1.1. Untuk mengukur resistansi tubuh dapat digunakan alat ukur ohmmeter.

Tabel 1.1 Tipikal Resistansi Tubuh
image
image
Gambar 1.9 memperlihatkan cara mengukur resistansi tubuh manusia, dari tangan ke tangan.

image
Gambar 1.10 Cara Mengukur Resistansi Tubuh dari Tangan ke Tangan

Jika seseorang personil sedang bekerja pada bagian panel listrik dengan menggunakan obeng harus bertindak secara ekstra hati-hati. Karena memungkinkan terjadi hal yang tidakdiinginkan misalnya elektroda obeng menempel ke kerangka panel yang terbuat dari logam, sedang ujung obeng menyentuh bagian yang bertegangan. Kejadian ini akan memicu timbulnya bunga api yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti diperlihatkan dalam Gambar 1.11.

image
Gambar 1.11 Elektroda obeng menyentuh rangka panel listrik

Jika resistansi rangkaian sangat kecil maka arus yang mengalir di dalam rangkaian tersebut menjadi sangat besar. Besaran nailai arus listrik yang mengalir melewati tubuh manusia sebesar 15 miliamper sudah dapat berakibat fatal bagi jiwa manusia. Bandingkan dengan besaran arus listrik yang mengalir pada sebuah lampu pijar 15 watt, yakni 68 miliamper.

image
Gambar 1.12 Elektroda obeng menyentuh rangka panel listrik