" /> Penanganan Kecelakaan Di Lingkungan Kerja - TN Mesin
Home > Kontrol Refrigerasi > Keselamatan Pekerjaan Elektrikal > Penanganan Kecelakaan Di Lingkungan Kerja

Penanganan Kecelakaan Di Lingkungan Kerja

a. Patah Tulang
Bila penderita mengalami patah tulang atau diduga mengalami patah tulang, maka usahakan penderita jangan banyak bergerak. Balutlah bagian yang patah atau diduga patah dengan bidai (splint). Untuk lengan yang patah cukup dipakai satu papan bidai, jika kaki yang mengalami patah diperlukan dua atau tiga papan bidai. Sebagai pembalut dapat digunakan pita, kain atau tali yang lunak. Balutlah bidai di beberapa tempat sehingga sendi yang berhubungan dengan bagian badan yang patah tak dapat bergerak.

Apabila bidai yang khusus tulang patah tidak ada, lengan yang patah untuk sementara dibandut pada dada (ditekuk pada sisi) atau digantung dengan kain segitiga; tungkai kaki yang patah dibandut dengan papan atau tongkat.

b. Keracunan Gas
Usahakan agar penderita keracunan gas mendapat udara yang bersih. Bawalah dia ke luar atau bukaan jendela lebar-lebar. Gas yang berbahaya ada dua macam. Yaitu:
(1) Gas yang tidak merusak paru-paru, misalnya gas yang meracuni darah dan syaraf, narkotika, karbon dioksida, asam sianida, eter, kloroform, uap bensin atau benzol. Bukalah baju penderita, dan jangan sekali-kali memberi minum pada penderita yang pingsan. Gosoklah tangan dan kakinya dengan tangan. Apabila pernafasan berhenti, usahakan pernafasan buatan, kalau dapat dengan alat penghisap oksigen.

(2) Gas yang merusak paru-paru, misalnya klor fosgen, gas nitro, dan sulfur dioksida. Bukalah baju penderita, kemudian jauhkan dia dari baju yang penuh mengandung gas. Usahakan agar penderita tenang dan berbaring terlentang, jangan diperbolehkan untuk berjalan.Apabila penderita sudah sadar, berilah sedikit air kopi atau air teh panas. Dalam hal ini tidak boleh diberi pernafasan buatan.

c. Pernafasan Buatan
image
Gambar 1.26 Cara Memberikan Pernafasan Buatan

Korban kecelakaan akibat tersengat arus listrik dapat menghentikan nafas korban sehingga pingsan karena kaget. Berikut langkah-langkah yang dapat ditempuh untuk memberikan pertolongan kepada penderita, yakni (1) menyadarkan kembali korban, (2) segera cari pertolongan, (3) periksa reaksi, goyang dengan pelan dan teriak dengan keras, bila tidak ada reaksi, maka lakukan pertolongan dengan memberikan pernafasan buatan.

Bila korban tidak bernafas, upayakan melakukan pernafasan buatan. Cara paling efektif untuk melakukan pernafasan buatan adalah cara dari mulut ke mulut. (Gambar 1.26). Tetapi ingat, yang boleh melakukan pernafasan buatan dari mulut ke mulut tidak boleh sembarang orang tetapi harus personil yang sudah terlatih dan berpengalaman.