" /> Bahan Keramik Plastis - TN Seni

Bahan Keramik Plastis

a) Kaolin (china clay)
Kaolin disebut juga china clay, termasuk jenis tanah liat primer (residu) yang berfungsi sebagai komponen utama dalam membuat campuran porselin, dan digunakan dalam keramik stoneware dan earthenware putih. Kaolin berfungsi untuk pengikat dan penambah kekuatan badan keramik pada suhu tinggi, porselin, barang-barang tahan api (refractory), juga digunakan sebagai bahan pengeras dalam pembuatan glasir.
image
Gambar 37. Pertambangan kaolin

Sifat-sifat kaolin adalah:
(1) berbutir kasar
(2) tidak plastis
(3) relatif murni
(4) warnanya putih
(5) titik leburnya tinggi yaitu 1800oC.

Di Indonesia bahan ini terdapat di beberapa tempat seperti di Aceh, Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Bangka, Belitung, Sulawesi Tengah, Kalimantan.

b) Ball clay
Ball clay termasuk jenis tanah liat sekunder (sedimen/endapan) yang mempunyai partikel-partikel yang sangat halus sehingga tingkat plastisitas dan tingkat kekuatan kering tinggi serta banyak mengandung bahan organik. Ball clay umumnya dipakai sebagai bahan campuran untuk membuat keramik putih (keramik halus dan dalam email, juga untuk membuat slip tanah liat tuang lebih encer. Dalam massa plastis bahan ini dapat meningkatkan daya kerja dan daya kering. Sifat-sifat umum ball clay:
(1) berbutir halus.
(2) plastisitas sangat tinggi.
(3) penyusutan tinggi 20%.
(4) kekuatan kering tinggi.
(5) titik lebur suhu 1300oC.
(6) warna abu-abu.

Ball clay ini terdapat di Jawa Barat, Riau, Kalimantan Brata, Kalimatan Tengah, Kalimatan Selatan, Sulawesi Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bangka, Belitung dan juga bisa didapat dimana-mana (sawah, tegalan).

c) Stoneware
Stoneware adalah bahan tanah liat refraktoris yang bersifat plastis.Tanah liat ini termasuk jenis tanah liat sekunder (sedimen) yang memiliki daya susut rendah, berbutir halus, dan banyak digunakan untuk membuat benda pengikat dan pewarna. Stonewareakan menghasilkan benda yang padat dan kedap air apabila dibakar pada suhu 1250oC – 1300oC tanpa mengalami perubahan bentuk. Stoneware ini sangat menguntungkan karena dapat langsung digunakan untuk membuat benda keramik secara langsung (bahan tunggal) tanpa mencampur dengan bahan lainnya dengan hasil yang memuaskan.
Sifat-sifat umum stoneware:
(1) berbutir halus,
(2) plastis,
(3) penyusutan rendah,
(4) porositas rendah,
(5) titik lebur tanah mencapai suhu 1400°C,
(6) wama mentahnya abu-abu, kuning kotor,
(7) tahan api,
Tanah ini terdapat antara lain di Jawa Barat dan Karimunjawa.

d) Earthenware
Earthenware termasuk jenis tanah sekunder (sedimen). Tanah liat ini mudah ditemukan di berbagai daerah yang bersifat plastis, berbutir halus dengan kandungan besi yang cukup tinggi. Tanah liat ini memiliki tingkat plastisitas yang cukup, sehingga mudah dibentuk, tapi juga mempunyai tingkat penyusutan yang tinggi pula. Setelah dibakar kekuatannya berkurang dan sangat berpori. Daya serapnya(porositas) air lebih dan 3%, suhu bakar rendah antara 900oC-1060oC, warna bakar merah coklat dan titik leburnya sekitar 1100oC-1200oC.

Tanah liat merah banyak digunakan di industri genteng, bata, dan gerabah kasar dan halus. Warna alaminya tidak merah terang tetapi merah karat, karena kandungan besinya mencapai 8%. Bila diglasir warnanya akan lebih kaya, khususnya dengan menggunakan glasir timbal. Tetapi glasir ini sudah tidak disarankan karena efek racun timbal yang berbahaya. Tanah liat earthenware banyak digunakan dalam pembuatan benda keramik earthenware, gerabah, batu bata, genteng, dan dapat digunakan sebagai pewarna pada glasir.

Sifat-sifat umum earthenware:
(1) plastis,
(2) berbutir halus
(3) kandungan besi yang cukup tinggi
(4) wama mentahnya merah, coklat, abu-abu, hitam,
(5) suhu bakar antara 900oC–1060oC

Tanah liat earthenware banyak terdapat di daerah Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta,

e) Fire Clay
Fire clay merupakan tanah sekunder (sedimen) yang tahan terhadap panas dan tidak berubah bentuk karena mempunyai titik lebur yang tinggi yaitu 1600ºC-1750ºC. Kebanyakan tanah liat tahan api berwarna terang (putih) ke abu-abu gelap menuju ke hitam dan ditemukan di alam dalam bentuk bongkahan padat, beberapa diantaranya berkadar alumina tinggi dan berkadar alkali rendah. Yang tergolong tanah liat tahan api ialah tanah liat yang tahan dibakar pada suhu tinggi tanpa mengubah bentuk, misalnya kaolin dan mineral tahan api seperti alumina dan silika.

Fireclay berfungsi sebagai bahan untuk membuat barang refractory seperti bata tahan api dan perlengkapan tungku. Dalam badan keramik fireclay digunakan sebagai bahan campuran untuk menambah kemampuan bentuk pembuatan produk stoneware maupun porselin.

Sifat-sifat umum fire clay:
(1) cenderung tidak plastis,
(2) butiran kasar,
(3) tingkat absorbsi rendah,
(4) penyusutan menengah,
(5) tahan terhadap suhu tinggi (refractory).

f) Bentonite
Bentonite juga termasuk jenis tanah liat sekunder (sedimen) yang sangat plastis dan berbutir halus sehingga digunakan untuk menambah keplastisanbadan keramik. Dalam glasir,mineral ini berfungsi sebagai pengikat. Bentonite termasuk jenis tanah liat monmorilinit yang berasal dari pelapukan batu vulkanis. Untuk menambah plastisitas tanah liat, satu bagian bentonite setara dengan tiga bagian ballclay.
image
Gambar 40. Pertambangan bentonit

Sifat-sifat umum bentonite:
(1) sangat plastis,
(2) berbutir halus,
(3) titik lebur 1200ºC.

Di Indonesia, bentonite banyak ditemukan di Jawa Barat, juga terdapat di Aceh, Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Bengkulu, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Utara.
image
Gambar 41.Bahan-bahan keramik plastis