Selulose nitrat pertama kali ditemukan oleh beberapa orang ahli kimia pada awal abad ke-19, yaitu Braconnet dari Perancis (1833), Schonbein dari Swiss (1845), dan Parkes dari Inggris (1855). Pada awalnya, Parkeslah yang memproduksi selulose nitrat serta mengkomersialkan sebagai bahan reka oles. Pada tahap awal itu, perkembangan kualitas teknik bahan itu sangat lambat karena keterbatasan bahan pelarut (solvent) yang dipakai sebagai pengencer (thinner).
Situasi kurang menggembirakan pada awal resin nitroselulose mulai tersingkap sejak pelarut amil asetat (amyl acetat) ditemukan oleh J.H. Stevens dari Amerika Serikat (1882). Dengan penemuan amil asetat, terjadilah perubahan besar-besaran dalam dunia industri bahan reka oles, khususnya industri lak nitroselulose modern. Amil asetat merupakan pelarut aktif dari NC dengan penguapan lambat. Permukaan lapisan film nitroselulose menjadi lebih mengkilap, halus, licin, serta rata.
Demikian pula, permukaan lapisan cat tidak kusam dan tidak mengabut (blushing). Dengan adanya amil asetat ini, permintaan pengecatan mobil dan furnitur dengan bahan nitroselulose menjadi tinggi. Bisa juga dimulai penggunaan conveyor atau ban berjalan bagi pabrik berskala besar dengan sistem cepat kering oleh bahan reka oles nitroselulose ini. Dibandingkan bahan reka oles lainnya, seperti politur, sintetik resin alkid enamel, dan vernis kopal, cat dan vernis berbahan resin NC ini lebih unggul dalam penampilan hasil reka olesnya.
Demikian pula cat baru ini lebih ekonomis bila diperhitungkan dari sisi nilai manfaat dan biaya yang dikeluarkan guna aplikasinya. Singkatnya waktu untuk menyelesaikan reka oles atau finishing kendaraan dengan NC merangsang pula peningkatan industri mobil. Nitroselulose dengan tingkat kekentalan tinggi dapat dipakai untuk pengecatan barang-barang yang tidak kaku, misalnya kulit dan tekstil. Nitroselulose dengan tingkat kekentalan rendah dipakai dalam pembuatan cat lak atau cat duko dengan campuran kadar padat yang tinggi, tetapi mudah diencerkan untuk memenuhi ketebalan film sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketentuan penyemprotan.
Di Indonesia, cat nitroselulose dipakai untuk reka oles furmitur duco dan untuk reka oles ulang atau refinishing pada mobil dan kendaraan yang cacat akibat tabrakan. Kini perusahaan perakit/karoseri tidak lagi mengandalkan cat duco atau lak yang kering udara (air dry), tetapi lebih memanfaatkan cat oven atau baking paint yang cocok untuk cat baru dan tahan lebih lama bagi mobil yang terkena matahari dan ultra violet langsung. Furnitur atau perabot duko yang berada di dalam ruang tentu masih banyak memanfaatkan cat lak atau duko ini.
Produk ekspor, terutama perabot reproduksi dari zaman keemasan Chippendale, Rokoko, Baroque, Renaissance, banyak yang harus direka oles dengan nitroselulose. Pembeli menginginkan kualitas reka oles dengan mutu tingkat tinggi. Memang terdapat juga finishing lain bagi perabot repro, yaitu precatalisator, melamine, dan polyurethane. Namun, NC lebih unggul untuk variasi dan kreasinya, baik dalam pemakaian glaze, poles, dan kemungkinan perbaikannya di tempat.
Beberapa kelemahan NC adalah mudah melunak dan lengket apabila terkena panas (thermoplastic) sehingga acap kali timbul problem lengket (sticky) dengan bahan pembungkusnya sewaktu diekspor memakai kontainer, akibat panas yang dapat mencapai 60-80°C. Untuk itu, dinding kontainer perlu dilapisi dengan bahan peredam panas. Kita dapat juga memilih bahan reka oles NC yang di dalam formulanya mengandung bahan pelicin atau slip agent sehingga tidak saling lengket.
Selama aplikasi, penggunaan bahan reka oles nitroselulose tidak menyulitkan dibandingkan apabila kita menggunakan jenis bahan reka oles lain yang terdiri dari dua komponen, yaitu resin dasar dan pengerasnya.
Kebaikannya terutama pada pembersihannya setelah usai bekerja, serta tidak mengotori lingkungan sekitar ruang semprot. Karena NC mengering oleh penguapan thinner semata dan terdiri dari bahan satu komponen, maka lekatan yang ada di pistol semprot dan alat reka oles mudah dilarutkan lagi atau dicuci dengan thinner hingga bersih kembali.