" /> Mengenal Bahan Melamik - TN Seni
Home > Teknologi Bahan Furnitur > Bahan Pembantu > Mengenal Bahan Melamik

Mengenal Bahan Melamik

1. Melamine dan Nitro Selulose System
Finishing merupakan tahapan pengerjaan terakhir yang sangat penting dan menentukan. Pemilihan bahan finishing yang tepat dan diimbangi dengan cara pengerjaan yang benar akan menghasilkan pekerjaan yang bermutu dan bernilai tambah yang tinggi. Tujuan finishing adalah untuk mencapai sasaran peningkatan mutu yang unik dan nilai tambah barang//hasil produksi. Selulose nitrate, atau lebih dikenal dengan nitroselulose, sering disingkat dengan NC, adalah salah satu resin yang banyak digunakan di dalam bidang finishing.

Selain NC, kebanyakan tukang reka oles menyebutnya pula dengan istilah duko (duco). Bila bahannya mengandung pewarna, maka cat itu disebut cat duko, sedangkan untuk jenis produk yang bening, transparan, tak berwarna, disebut NC clear atau vernis duko. Pada kemasan kaleng NC atau duko, acapkali ditulis nama dagangnya, yaitu lacquer. Pada awalnya, lacquer adalah sebutan bahan reka oles cat atau vernis berbahan baku selulose yang berfungsi untuk meningkatkan keawetan (protective), maupun keindahan (decorative) benda kerja.

Meskipun sekarang nama lacquer masih dicantumkan pada kaleng atau kemasan untuk NC, ada kecenderungan juga digunakan untuk penyebutan produk non selulose. Karena itu, definisi lacquer sudah menjadi lebih luas. Menjadi sulit bagi awam untuk membedakan ada tidaknya kandungan nitroselulose dalam sesuatu jenis cat. Definisi lacquer yang berlaku sekarang, ialah suatu bahan reka oles yang mempunyai kemampuan membentuk lapisan film, dengan pengeringannya melalui penguapan thinner.

2. Thinner
Thhinner sebagai bahan pengencer. Beberapa kriteria pengaruh thinner pada proses finishing semprot
 – Kelarutan cat NC
 – Waktu pengeringan
 – Pot life
 – Resistensi cat

3. Apakah Nitroselulose
Nitroselulose adalah salah satu resin berbahan baku selulose yang berasal dari serat kayu atau pulp pohon koniverus seperti pinus atau dari hasil serat kapas (cotton linter). Serat selulose direbus dengan bahan kaustik sehingga bersih dari debu dan kotoran. Melalui reaksi pencampuran dalam tabung agitasi dan reaktor stainless stell, dengan bahan asam nitrat (HNO3) serta asam sulfat (H2SO4), dengan proses nitrasi serta pelarutan dan pengendapan, selulose dan air dapat dipisahkan.

Hasil nitrasi tersebut berupa tepung nitroselulose, pada umumnya diperdagangkan dalam bentuk lekat atau cairan, yakni dengan pelembaban oleh kelompok alkohol, seperti ethyl acohol (ethanol), isopropyl alcohol (isopropanol), atau butyl alcohol (butanol). Lekatan NC atau NC-powder wetted with alcohol ini memiliki kandungan alkohol sebesar 30% sedang nitroselulosenya 70%. Lekatan NC ini harus disimpan hati-hati karena sangat mudah terbakar.

Di samping itu nitroselulose yang berbahan selulose, masih banyak turunan lainnya, tergantung pada pencampuran atau pereaksian bahan selulose tersebut, misalnya dengan ester yang berasal dari asam anorganik, ester yang berasal dari asam organik, sehingga berturut-turut terdapat produk berbahan selulose sebagai berikut.
 – Ester dari asam anorganik adalah celulose nitrate (NC).
 – Ester dari asam organik adalah selulose asetat atau celulose asetat butyrate (CAB)
 – Ether, mempunyai turunan methylcellulose, ethylcellulose, hydroxyethylcellulose.

Bermacam-macam resin turunan selulose tersebut telah banyak dikembangkan dan semua berperan penting sebagai bahan industri serta merupakan bahan utama dalam industri cat dan bahan reka oles. Namun, dari semua turunan produk selulose, selulose nitrate atau nitroselulose lah yang paling sukses, paling ekonomis, serta paling luas digunakan dalam industri cat masa kini.

Dalam aplikasinya, resin NC tidak dapat digunakan tunggal karena mempunyai sifat rapuh atau membentuk lapisan film yang getas, oleh karena itu harus ada bahan penambah (additive), yaitu sejenis minyak nondrying, yang mempunyai kedalaman minyak pendek (short oil), misalnya minyak kelapa, minyak jarak, asam lemak sintetik. Dengan penambahan minyak nondrying itu, lapisan film yang terbentuk menjadi lentur serta elastis namun cukup keras sebagai pelapis dan pelindung benda kerja. Minyak penambah sifat lentur biasa disebut plasticizer.