" /> Metode Pengeringan Kayu - TN Seni

Metode Pengeringan Kayu

Pengeringan dilakukan karena sifat gigroskopis kayu yang dimilikinya sehingga kandung air yang ada di dalam kayu harus terbuang :
a) Air dalam kayu
Dalam pohon kayu mengandung banyak air. Pada beberapa jenis kayu kadar air itu sampai setengah atau tiga perempat dari berat kering. Jika pohon ditebang, dan kayu digergaji maka air itu segera meninggalakan kayu. Dan peristiwa pembuangan air ini sangat penting dan sangat berbahaya bila tidak teratur. Air di dalam kayu sebagaian terdapat didalam rongga sel, air ini dinamakan air bebas. Pada kayu basah selain air bebas terdapat juga air yang terikat oleh dinding sel yang disebut air ambibisi.

Dalam pengeringan air yang keluar lebih dulu yaitu air bebas . Setelah air bebas itu habis dan tidak ada lagi air dalam rongga-rongga sel, maka sekarang tinggallah air yang terletak pada dinding sel (tinggal air ambibisi). Bila keadaan air bebas telah habis, dan dinding sel jenuh dengan air dinamakanTitik Jenuh Serat. Diatas titik jenuh serat ini.Tetapi dibawah titik ini, segala perubahan kadar air akan mengakibatkan perubahan ukuran, oleh karena itu perubahan-perubahan kadar air di bawah titik ini sangat mempengaruhi sifat-sifat dan mekanis pada kayu.

b) Tujuan Pengeringan
Struktur kayu dan sifat-sifat fisis dari kayu kedua-duanya terpengaruh besar terhadap proses pengeringan. Air dalam kayu menjadi perhatian kita dalam pengeringan, sebab dalam penggunaan kayu harus dalam keadaan kering. Jadi dalam pengeringan ini dimaksudkan untuk menurunkan kadar air. Dengan kadar air yang rendah ini mendapatkan beberapa segi keuntungan :
(1) Mengurangi beratnya, sehingga mempermudah pengangkatan dan praktis mengurangi biayanya.
(2) Menambah kekuatan kayu, makin kecil kadar air, makin kuat kayu ini.
(3) Untuk menjaga kestabilan ukuran. Di bawah titik jenuh serat perubahan kadar air mengakibatkan kembang kerut. Jika kayu dikeingkan sampai kadar airnya mendekati kadar air pada waktu pemakian, maka kembang kerut kayu itu akan berkuang.
(4) Untuk mencegah serangan cendawan dan busuk. Dibawah kadar air 20%
(5) Bila kayu selanjutnya akan direkat, maka syaratnya agar perekat kayu kering.
(6) Bila kayu akan diawetkan dengan zat pengawet, maka agar pemasukan obet pengawet tadi memuaskan, kayu harus kering.

Cepat dan lambatnya kayu mengering tergantung kepada beberapa factor, yaitu :
(1) Suhu atau derajad panas. Dalam kelembaban udara yang tetap makin tinggi suhu, makin cepat jalannya pengeringan.
(2) Kelembaban udara. Dalam keadaan suhu yang tetap makin rendah kelembaban udara, makin cepat pengeingan.
(3) Peredaran udara. Peredaran udara yang baik menyebabkan udara yang basah dan dingin mengandung uap air yang dialirkan, dan diganti dengan udara yang kering dan panas, sehingga pengeringan menjadi cepat.
(4) Jenis kayu. Beberapa jenis kayu mengering berbeda. Pada umumnya kayu daun jarum (cemara) lebih cepat dari pada kayu daun lebar.
(5) Kayu gubal dan kayu teras. Pada umumnya kayu gubal lebih cepat mengering dari pada kayu teras.
(6) Kadar air permulaan, Makin basah kayu itu pada waktu kayu itu dikeringkan, makin lama kayu itu dalam waktu pengeringannya.

c) Pengeringan Udara
Menumpuk kayu atau papan menurut susunan tertentu dan membiarkan tumpukan-tumpukan itu beberapa lama dalam keadaan terbuka atau dibawah naungan . Keadaan derajat panas dan kelembaban udara mempengaruhi kecepatan pengeingan, maka dalam pengeringan udara ini yang perlu diperhatikan ialah susunan-susunan dari kayu tersebut.