Tanah liat dalam keadaan plastis masih mengandung air sehingga mudah dibentuk menjadi benda keramik. Setelah kering benda keramik tersebut akan mengalami penyusutan. Hal ini terjadi karena menguapnya air pembentuk dan air selaput pada badan dan permukaan benda keramik sehingga menyebabkan butiran-butiran tanah liat menjadi rapat satu sama lain.
Gambar 20. Perubahan ukuran dari benda mentah, benda kering, benda biskuit, benda glasir
Tanah liat akan mengalami dua kali penyusutan, yaitu penyusutan yang terjadi dari keadaan basah menjadi kering, disebut susut kering dan penyusutan yang terjadi pada waktu proses pembakaran, disebut susut bakar. Jumlah persentase penyusutan (susut kering dan susut bakar) yang dipersyaratkan sebaiknya antara 5%–15%.Tanah liat memiliki variasi penyusutan yang berbeda-beda, semakin tinggi plastisitas tanah liat maka semakin tinggi pula penyusutannya.
Tanah liat yang terlalu plastis biasanya memiliki persentase penyusutan lebih dari 15%, sehingga apabila tanah liat tersebut dibentuk akan memiliki resiko retak atau pecah yang tinggi. Penyusutan tanah liat yang terlalu tinggi dapat diperbaiki dengan mengurangi ball clay atau menambahkan fire clay atau grog. Berikut ini adalah contoh penyusutan tanah liat Singkawang (Kalimatan Barat) dari kondisi plastis, kering, dan biskuit (dari kiri ke kanan) seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Gambar 21.Tanah liat plastis, kering, dan biskuit.
Penyusutan tanah liat melalui proses pengeringan maupun proses pembakaran dapat dilihat seperti gambar di bawah.
Gambar 22.Tahap penyusutan kering tanah liat.