Pertumbuhan rumput laut dikategorikan dalam pertumbuhan somatik dan pertumbuhan fisiologis. Pertumbuhan somatik merupakan pertumbuhan yang diukur berdasarkan pertambahan berat, panjang thallus sedangkan pertumbuhan fisiologis dilihat berdasarkan reproduksi dan kandungan koloidnya. Laju pertumbuhan dihitung menurut pertambahan berat terhadap bibit yang ditanam dan dinyatakan dalam persen per hari.
Angka pertumbuhan diperlukan untuk meramalkan produksi pada waktu panen. Dengan melihat angka pertumbuhan dapat diketahui perbedaan hasil yang akan diperoleh dengan cara penanaman, perlakuan tempat atau musim tanam yang berbeda (Soegiarto et al., 1978). Kecepatan pertumbuhan dapat diukur dalam jangka waktu tertentu. Cepat atau lambat pertumbuhan rumput laut tergantung dari jenis rumput laut dan mutu lingkungan perairannya (Kadi dan Atmaja, 1988).
Dalam pertumbuhan rumput laut kita mengetahui bahwa alat – alat tumbuh – tumbuhan akan menjadi tambah besar, tambah panjang serta bercabang – cabang. Terjadinya hal demikian dikarenakan terdapat perbanyakan dan pertumbuhan dari sel – sel yang menyusun rumput laut tersebut. Perbanyakan sel – sel dapat terjadi karena pembelahan pada sel – sel yang menyusun pada rumput laut. Proses pembelahan sel ini dimulai dengan pembelahan intinya yang selanjutnya terjadi pembelahan plasma atau pembelahan sel. Dalam pembelahan sel ada tiga cara yaitu amitosis, mitosis, dan miosis.
Pembelahan sel pada alga dengan cara amitosis yaitu pembelahan secara langsung. Pembelahan secara langsung diawali dengan kemunduran inti sel, yang kemudian akan mempermudah terjadinya pembelahan, sel akan membelah menjadi dua bagian atau lebih. Hasil pembelahan sel bisa sama besar atau pun tidak. Pola pembelahan inilah yang menyababkan petani rumput laut melakukan perkembangbiakan rumput laut dengan cara stek atau fragmentasi yang dinilai mudah dan murah.
Pertumbuhan juga merupakan salah satu aspek biologi yang harus diperhatikan. Ukuran atau berat bibit rumput laut yang ditanam sangat berpengaruh terhadap laju pertumbuhan rumput laut. Bibit thallus yang berasal dari bagian ujung akan memberikan laju pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan bibit thallus yang berasal dari bagian pangkal. Laju pertumbuhan rumput laut yang dianggap cukup menguntungkan apabila pertambahan berat per hari sebesar 3%.
Pertumbuhan rumput laut dikatagorikan dalam pertumbuhan somatic dan pertumbuhan fisiologi. Pertumbuhan somatic merupakan pertumbuhan yang diukur berdasarkan pertambahan berat atau panjang thallus, sedangkan pertumbuhan fisiologi dilihat berdasarkan reproduksi dan kandungan koloidnya (Kamlasi, 2008).
Perhitungan pertumbuhan rumput laut dapat dilakukan dengan beberapa cara tergantung tujuannya. Berikut dibawah ini rumus perhitungan pertumbuhan rumput laut :
a) Pertumbuhan mutlak, perhitungan pertumbuhan mutlak dilakuan untuk mengetahui selisih total dan pertambahan biomassa rumput laut yang telah ditanam. Penimbangan dilakukan pada kondisi rumput laut basah.
W = Wt – Wo
Keterangan :
W = pertambahan bobot rumput laut
Wt = bobot akhir rumput laut
Wo = bobot awal rumput laut
b) Laju pertumbuhan harian, perhitungan laju pertumbuhan harian bertujuan untuk mengetahui laju pertumbuhan rumput laut yang terjadi setiap harinya, semakin tinggi laju pertumbuhan harian menunjukkan pertumbuhan rumput laut semakin baik.
Keterangan :
G = Laju pertumbuhan harian (g/hari)
Wt = bobot akhir rumput laut (g)
Wo = bobot awal rumput laut (g)
t = lama pemeliharaan (hari)
c) Laju pertumbuhan harian spesifik (Spesific Growt Rate/ SGR), perhitungan ini banyak digunakan untuk skala penelitian karena menggunakan perhitungan eksponensial sehingga akan didapat nilai pertumbuhan yang lebih spesifik.
Keterangan :
G : laju pertumbuhan dalam persen per hari
Wn : berat tanaman sesudah n hari
Wo : berat tanaman awal
N : lama pemeliharaan (hari)
d) Produksi rumput laut, perhitungan hasil produksi rumput laut dilakukan untuk mengetahui hasil panen keseluruhan yang diperoleh dan tingkat efisiensi produksi rumput laut yang dibudidayakan.
Keterangan :
Pr = Produksi biomasa rumput laut (g/m)
Wt = bobot akhir rumput laut (g)
Wo = bobot awal rumput laut (g)
B = panjang tali (m)
A = jumlah titik tanam